Jumat, 06 Januari 2012

Bagaimana Aplikasi Software Asuhan Keperawatan Meningkatkan Kepuasan Kerja Perawat

Komputer
Komputer dapat dinyatakan sebagai sebuah benda yang terdiri atas “Hardware” dan “Sofware”, dimana penggunaannya saat ini tidak terbatas pada penggunaan di kantor atau tempat kerja tapi juga di rumah (Capron & Johnson,2002). Secara umum komputer mempunyai 3 karakteristik dasar, yaitu:
1.         Cepat, mampu menyajikan dan menampilkan data yang diperlukan secara cepat
2.        Dapat diandalkan karena ketika kita membutuhkan suatu data kita hanya tinggal menekan tombol dan seluruh data yang dibutuhkan akan muncul
3.        Kemampuan menyimpan data dalam jumlah besar dimana data bisa dimunculkan secara efisien.
Selanjutnya ketiga karakteristik diatas akan didukung dengan manfaat yang besar dimana dengan komputer produktivitas kerja meningkat, pengambilan keputusan akan cepat dilakukan dan pengurangan biaya kerja bisa ditekan. (Capron & Johnson, 2002)
Aplikasi Software Asuhan Keperawatan
Software adalah sistem yang beroperasi didalam sebuah komputer dimana terdapat hubungan antara software dan hardware melalui apa yang disebut dengan sistem operasi. Sofware banyak digunakan sebagai program yang akan dipakai didalam komputer sebagai software komersial.
Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah program dengan menggunakan “database management” berisi data-data pengkajian kesehatan seorang pasien yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisa untuk dapat memunculkan diagnosa keperawatan.
Selanjutnya dari diagnosa keperawatan akan muncul perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan oleh perawat. Didalam mendokumentasikan tindakan keperawatan, perawat cukup mengacu pada intervensi yang telah tersedia, sehingga ketika pemberian tindakan selesai dilakukan perawat dapat melakukan evaluasi terhadap diagnosa yang ada.
Kepuasan Perawat
Kepuasan seseorang dalam bekerja bisa diukur dengan beberapa hal, diantaranya adalah perasaan senang didalam melakukan pekerjaannya. Whitley & Putzier (1994) menyatakan kepuasan perawat terhadap pekerjaannya dapat dilihat salah satunya adalah dari lingkungan kerja mereka. Lingkungan kerja yang mampu menunjang dan memberikan asuhan keperawatan akan meningkatkan perasaan senang, dihargai dan diakui dan hal tersebut dirasakan oleh perawat. Pengukuran kepuasan kerja ini dapat dilakukan melalui Work Quality Satisfaction (WQI) yang sudah dikembangkan dan teruji validitasnya dimana salahsatunya adalah mengukur kepuasan kerja perawat dari lingkungan kerja yang menyangkut tujuh aspek. Ketujuh aspek tersebut adalah adanya otonomi dalam membuat keputusan, pertanggungjawaban terhadap tindakan, lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan intelektualitas, kompetensi yang baik, rasa saling menghormati dalam melakukan tugas dan kemampuan memenuhi kebutuhan klien (Whitley & Putzier, 1994)
Hubungan Aplikasi Software Asuhan Keperawatan dan Kepuasan Perawat
Software asuhan keperawatan akan menggunakan sistem ”Data Base Management” yang diawali dengan format pengkajian kesehatan bagi setiap pasien yang masuk. Perawat akan memasukkan seluruh data dari hasil pengkajian yang dilkaukan kedalam format pengkajian yang ada didalam komputer. Selanjutnya dengan data yang masuk, akan ternalaisa seluruh diagnosa yang muncul beserta perencanaan tindakan keperawatan. Ketika perawat melakukan tindakan keperawatan, maka perawat akan mendokumentasikan tindakan keperawatan didalam komputer sehingga semua tindakan akan tercatat dengan baik (Capron & Johnson, 2002)
Sebuah survey yang dilakukan oleh Vassar,Lin dan Planchock (1999) menggambarkan bahwa perawat yang telah menggunakan sistem pendokumentasian yang terkomputerisasi mendapatkan kepuasan dalam hal peningkatan kualitas pelayanan mereka karena dengan sistem ini mereka lebih mudah melihat perkembangan asuhan keperawatan. Selanjutnya, para perawat dan manajer ruang rawat merasakan bahwa sistem ini akan menghemat waktu perawat, kertas kerja yang terpakai, serta pendokumentasian menjadi lebih lengkap dan akurat ( Bowies, 1997)
Menurut Allan dan Englebright (2000) dengan sistem pendokumentasian dengan komputer, efektifitas pendokumentasian bisa dipertahankan dimana perawat mampu melakukan analisa terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan karena mereka dengan mudah bisa menentukan status diagnosa atau masalah keperawatan pada pasien. Selain itu, dengan menggunakan komputer seluruh asuhan keperawatan bisa tersimpan dengan baik, maka perawat bisa melakukan pengukuran terhadap intervensi keperawatan yang telah mereka berikan.


1.   Apa inovasi IT yang diterapkan dalam bidang tersebut
Melalui suatu penelitian untuk memantau perubahan yang terjadi sehingga dapat dilakukan pembaharuan maka peneliti bekerjasama dengan tenaga teknologi informasi dalam membuat sebuah program komputer asuhan keperawatan dimana dengan sebuah format “database management” asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dengan pendekatan Fungsional Kesehatan Gordon.
Program ini dirancang agar perawat bisa memasukan data-data dari hasil pengkajian dan masalah keperawatan lengkap dengan intervensi keperawatan akan muncul, sehingga perawat bisa menentukan bentuk implementasi yang dilakukan dan evaluasi keadaan pasien.
Program ini diinstalkan kedalam perangkat komputer yang tersedia didalam ruang rawat, sehingga setiap perawat dapat mengakses program pendokumentasian ini yang juga dilengkapi dengan printer, sehingga dalam mempertahankan aspek legal sebuah pendokumentasian keperawatan, perawat tinggal memprint dan membubuhkan tanda tangan dikolom evaluasi.
Proses Penelitian
1.       Pembuatan program komputer (software) asuhan keperawatan mengadaptasi tipe pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah banyak digunakan dengan berdasarkan pada diagnosa keperawatan oleh NANDA. Proses pembuatan memakan waktu kurang lebih dua setengah bulan termasuk tahapan uji coba.
2.       Penginstalan program ke dalam perangkat komputer yang ada diruangan
3.       Pemberian penjelasan singkat pada perawat tentang cara penggunaan program dokumentasi asuhan keperawatan
4.       Penerapan program dokumentasi asuhan keperawatan diruang rawat selama kurang lebih 1 bulan dengan evaluasi penggunaan setiap 1 minggu sekali.
5.       Pengukuran dan evaluasi akhir terhadap tingkat kepuasan perawat melalui pemberian kuisioner dan wawancara.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan perawat terhadap aplikasi software adalah sangat puas (64 %) dan puas (36 %). Ini menunjukkan bahwa seluruh perawat dapat menerima diterapkannya pendokumentasian askep dengan menggunakan computer. Pada penelitian ini walaupun tidak mengukur apakah perawat merasa cemas, namun berdasarkan dari hasil wawancara, para reawat merasakan system aplikasi software ini tidak terlalu sulit dan tidak dirasakan sebagai ancaman. Pada penelitian Marasovic, Kenney & Elliot (1997) yang melihat bagaimana perilaku perawat terhadap penerapan system informasi klinik didapatkan bahwa sebagian perawat yang kurang berpengalaman merasa termotivasi dengan penggunaan system ini, justru perawat yang cukup berpengalaman terlihat lebih resisten didalam menerima perubahan. Di Ruang rawat kelas I Flamboyan ini, rata-rata perawat yang bekerja lebih dan kurang dari lima tahun menduduki posisi yang sama sehingga tidak ditemukan adanya penolakan yang nyata terhadap penerapan computer didalam pendokumentasian. Selain itu dengan seluruh responden yang masih cukup muda, menjadi salah satu factor pendukung untuk diterapkannya sebuah metode baru diruang rawat ini.
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara terhadap kendala-kendala yang timbul maka seluruh perawat merasakan bahwa kendala yang timbul adalah berupa terlalu sederhananya program computer membaca keluhan pasien yang hanya dikategorikan menjadi normal dan abnormal. Kendala ini muncul dikarenakan terdapat kesulitan didalam menerjemahkan keluhan subjektif yang disampaikan oleh pasien kedalam bahasa atau variable yang bisa diterima oleh computer. Terlalu banyaknya variable yang harus diterjemahkan dibuat singkat dengan membatasi keluhan menjadi normal dan tidak normal. Dari segi hal-hal yang harus ditingkatkan seluruh responden menyatakan bahwa kekompleksitasan program perlu ditingkatkan sehingga mampu mencakup seluruh keluhan yang ditemukan pada pasien yang akhirnya akan memberikan kemampuan analisa data yang mendalam dari sebuah pengkajian kepada penegakkan diagnosa keperawatan dan intervensinya. Data wawancara terkait dengan kebermanfaatan program ini dan keberlanjutannya, sebagian reponden (50 %) merasakan bahwa program aplikasi komputerisasi askep ini bermanfaat terutama bagi penghematan waktu buat perawat didalam menulis. Namun 50 % reponden menyatakan program ini kurang bermanfaat jika dibuat terlalu sederhana sehingga analisa data juga kurang memuaskan, dan terkait dengan keberlangsungan program ini akan lebih baik program komputerisasi ini bisa disosialisasikan di tingkat birokrasi sehingga  bisa disahkan dan digunakan oleh perawat sebagai salah satu syarat untuk mengajukan kenaikan pangkat. Bates & Gawande (2003) menyatakan bahwa jika sebuah system informasi kesehatan mampu memberikan informasi secara mendetail tentang keadaan dan perkembangan pasien antara tim kesehatan, system ini akan mampu meningkatkan komunikasi antar tim, menurunkan resiko kesalahan dalam perawatan pasien serta memudahkan dalam mengambil keputusan. Kedepannya diharapkan penggunaan computer didalam ruang rawat akan mampu memberikan gambaran secara lengkap kepada perawat dan juga telah digunakan oleh tim kesehatan lain sehingga manfaatnya akan lebih dirasakan. Di masa yang akan datang aplikasi software ini akan dibuat lebih kompleks dalam menampung, menganalisa dan menyimpan serta memunculkan kembali data namun tetap mudah digunakan, sehingga perawat akan lebih dapat menerima penggunaan computer didalam pendokumentasian asuhan keperawatan.



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penggunaan computer didalam pendokumentasian asuhan keperawatan secara umum dapat diterima oleh seluruh perawat yang bekerja di ruang perawatan. Hal ini terlihat pada hasil pengukuran tingkat kepuasan dimana seluruh perawat merasa puas dengan penerapan software ini. Namun, beberapa kendala berupa belum cukup kompleks atau mendalam data yang bisa dianalisa oleh system ini, menjadi sebuah tantangan bagi penerapan software asuhan keperawatan dimasa yang akan datang. Selanjutnya untuk dapat dijalankan secara berkelanjutan, penggunaan computer sebagai bagian dari asuhan keperawatan harus menjadi bagian dari kebijaksanaan rumah sakit sehingga tidak akan bertentangan dengan kebijakan jika sebuah ruang rawat menggunakan computer didalam mendokumentasikan asuhan keperawatan.




















DAFTAR PUSTAKA

http://mulyadi.student.umm.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar